Kesiapan menjadi wilayah kawasan “Megapolitan”, Pemkab Cirebon terus berbenah diri. Salah satu yang dipersiapkan Dinas Perikanan dan Kelautan (Dislakan) setempat, telah meningkatkan sektor budidaya dan penangkapan ikan dan perluasan lahan kolam tambak, baik air tawar maupun asin.
Demikian disampaikan Kepala Dislakan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi. Menurutnya, hingga sampai saat ini banyak investor dari luar negeri yang telah menjajaki Kabupaten Cirebon sebagai sasaran investasi. Terutama yang berada di titik-titik bagian pesisir, seperti Losari, Gebang, Pangenan, Mundu.
Untuk pemetaan zona yang menjadi titik bidikan para investor, tambah Ali, pihaknya mempersiapkan peta sesuai potensinya. Seperti di Losari dan Suranenggala untuk budidaya ikan. Kemudian, untuk kawasan pelabuhan berada di titik Losari serta kawasan pemukiman nelayan berada di beberapa titik pesisir Kabupaten Cirebon. “Yang jelas, sudah ada rencana zonasi untuk wilayah pesisir dan pantai,” katanya.“Sekarang sudah banyak penanam modal dari para investor luar negeri seperti Taiwan. Taiwan tertarik dengan di Losari. Kemudian dari Jepang, Korea, Malaysia juga sudah melakukan penjajakan. Dengan kemudahan-kemudahan perizinan kita akan buka untuk para investor asing. Hal itu supaya menguntungkan nelayan atau pembudidaya ikan,” ujar Ali, kemarin.
Sejumlah investor asing yang sudah berkunjung, lanjut dia, hanya menginginkan kesiapan infrastrukturnya. Kalau itu bisa direalisasikan, bakal ramai para investor asing yang berinvestasi.
Sementara menurut Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra, keberadaan Tol Cipali akan banyak berdampak positif. Untuk mengoptimalkan pembangunan, Sunjaya merasa perlu membangun sarana penunjang lain.
“Kita akan memperluas infrastuktur yang ada di Kabupaten Cirebon. Akses-akses jalan untuk melaksanakan pembangunan ke depan akan lebih ditingkatkan,” kata Bupati.
“Kita akan memperluas infrastuktur yang ada di Kabupaten Cirebon. Akses-akses jalan untuk melaksanakan pembangunan ke depan akan lebih ditingkatkan,” kata Bupati.
Sunjaya menerangkan, sektor industri kecil dan menengah seperti industri kerajinan rotan, budidaya kerang, hingga mangga gedong gincu dan lainnya menjadi proiritas utama. “Supaya, orang-orang yang ada di Jakarta sekarang lebih fokus pada Kabupaten Cirebon. Dalam tempo dua jam dari Jakarta bisa sampai ke Cirebon,” katanya.
Lebih jauh, Sunjaya mengatakan, bukan hanya pemilik modal dalam negeri, bahkan pihaknya tengah menarik sejumlah investor asing untuk mewujudkan cita-citanya menjadikan Kabupaten Cirebon sebagai “Metropolitan Cirebon Raya”. Tak tanggung-tanggung, nilai investasi yang akan digulirkan investor asing mencapai puluhan triliunan rupiah. Bahkan, kesepakatan telah dilakukan dengan Perdana Menteri Malaysia di Kuala Lumpur pada 25 Mei lalu.
Investor asal Malaysia yang diwakili perusahaan Amanah Nusantara International (ANI) diarahkan Pemkab Cirebon pada lima potensi daerahnya, yakni kawasan industri di wilayah timur Kabupaten Cirebon, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, perumahan penduduk hingga industri maritim dan perikanan.
“Di antara ke lima hal itu, potensi kawasan industri di bagian timur Kabupaten Cirebon dianggap sebagai sektor yang paling diuntungkan dengan keberadaan Tol Cipali. Lokalisasi seluas lebih dari 2.000 hektare yang terbentang dari daerah Mundu hingga Losari menjadi target utama pembangunan kami,” jelas Bupati Sunjaya.
Kemudahan transportasi
Sedangkan menurut Kepala Bappeda, Sono Suprapto, melalui Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, Agung Gumilang, adanya jalan tol dianggap mengurangi kendala dalam hal distribusi barang maupun orang.
“Kenapa investasi bisa bergairah, bisa tumbuh karena dia melihat salah satunya kemudahan transportasi. Itu menjadi hitungan,” katanya.
Agung memastikan, pembangunan akan sangat terasa di pintu-pintu tol seperti halnya di Palimanan atau Kanci. Ia membandingkan, kondisi tersebut dengan wilayah Cikampek setelah adanya gerbang Tol Cipularang. Pertumbuhan pesat akan terasa pada sektor informal seperti pedagang asongan dan semacamnya. Meski berdampak positif karena mampu menyerap tenaga kerja, keberadaan sektor tersebut tetap memerlukan pengawasan dan penertiban pemerintah.
Agung beralasan, kondisi yang tak teratur bisa mengurangi setidaknya kenyamanan pengguna jalan. Dampak postitif tak terkecuali akan dirasakan pula di wilayah Mundu-Losari yang dijadikan sebagai wilayah perindustrian berskala besar. Potensi tersebut bahkan sudah diproyeksikan pemerintah daerah sebelum proyek jalan tol dibangun.
“Kita harus bisa memastikan pada investor yang datang bahwa dukungan infrastuktur yang lain juga sudah terbangun. Contohnya kalau ada yang membuat industri baja tapi ketersediaan airnnya gak mencukupi, kita gak bisa menawarkan itu,” kata Agung.
Setelah meningkatnya sektor industri, Agung memastikan, sektor properti juga ikut terbawa karena adanya peningkatan jumlah penduduk di sekitar kawasan industri tersebut.
Setelah meningkatnya sektor industri, Agung memastikan, sektor properti juga ikut terbawa karena adanya peningkatan jumlah penduduk di sekitar kawasan industri tersebut.
sumber:http://www.kabar-cirebon.com/